Lagi lagi nyerempet soal etnis itu.
Terbersit ingin posting soal yin and yang gara-gara nonton Metro TV tadi malam. Mbahas soal Pak Harto, aku lupa nama acaranya. Dibahas soal TAPOS, pasti ingat dunk TAPOS. Proyek kebanggaannya Pak Harto yang banyak sapinya itu.
Entah kenapa aku tertarik nonton sapi2nya Tapos tadi malam, mungkin karena sedikit “dekat” dengan aku. Madsudnya ndah??? Madsudnya hidupku itu dekat dengan sapi. Whhatttzzzz? ya iya lah bokap dokter hewan gimana masa kecilku tidak dekat dengan sapi, kambing dan binatang lainnya.
Proses kawin suntik sapi aja udah “tontonan” masa kecil yang biasa buat aku. Ituloh yang tangan seluruhnya dimasukin ke “itu”nya sapi. Ato cara menyuntik sapi yang keren banget menurutku. Khan ga bisa bilang ke sapi, tahan sebentar yahh, kayak digigit semut kok rasanya. Wah emang sapi ngerti bahasa manusia. hehehehe…
Kembali ke Tapos, apa hubungannya dengan judul posting di atas Yin and Yang?
Kalau menurut cerita orang zaman dulu, makan telur aja susah apalagi daging. Dulu daging banyaknya diimport dari Australia. Makanya terbersitlah ide dari Pak Harto gimana mengembangkan peternakan di negeri sendiri, makanya ada Tapos.
Yang aku tonton kemarin, si bapak siapa itu namanya aku lupa, cerita bagaimana dia membawa sapi2 dari Australia untuk dijadikan bibit di Tapos. 50 ekor sapi naik pesawat, dan katanya sapi2 itu tidak diikat dilepas saja di pesawat. Dengan tampang sumringah dan bangga si Bapak itu menceritakan pengalamannya itu.
Kemudian dibuatlan Tapos menjadi percontohan, kemudian kader2 dari daerah belajar ke Tapos dan menerapkan di daerah mereka masing-masing.
Aku rasa proyek tersebut lumayan berhasil, terbukti zamannya aku hidup udah gampang makan telur, daging atau minum susu.
Trus apa hubungannya sama Yin and Yang ndahhhh????
Yin and yang adalah bicara tentang keseimbangan, seperti logo ato gambarnya Yin and Yang, di bagian hitam ada titik putih dan dibagian putih ada titik hitam. Sejahat-jahatnya orang masih pasti ada sebagian kecil kebaikannya dan sebaik-baiknya orang ada sisi keburukannya.
Mungkin Pak Harto banyak sekali “cacat”nya, mungkin dia juga pantas dihujat. Tapi seperti Yin and Yang, pastilah ada titik putihnya. Seperti proyek Tapos menurutku itu ide yang baik dari beliau.
Tapi berhati-hatilah orang yang sangat baik juga punya titik hitamnya.
Nah sekarang kalo ingat almarhum Pak Harto mau lihat hitamnya ato titik putihnya???? Terserah anda 😉
yang disesalkan adalah tidak berlanjutnya program-program pendahulu yang baik. soal pak harto, saya dulu ikut menghujatnya tidak ya?