Hari minggu kemarin aku gak ikut ibadah youth yang tiap jam 1 siang di GBI-REM Aston Atrium, tapi yang jam 11, bareng sama kakak dan 2 keponakanku. Maklum mbak yang jaga Fritz belum balik dari libur lebaran, yah Bik Uda-nyalah sementara yang jadi “mbak” 🙂
Kotbahnya sangat mengena ke aku, tentang bagaimana Menyentuh hati Tuhan.
Banyak contoh di alkitab yang dipaparkan pendeta tentang bagaimana tokoh atau seseorang di alkitab menyentuh hati Tuhan.
Yang “nonjok” banget saat pendeta bilang, “Yang terutama saat kita mau doa kita menyentuh hati Tuhan, biar doa itu menyentuh hati kita terlebih dahulu”.
Bagaimana mungkin bisa menyentuh hati Tuhan, wong kita sendiri tidak tersentuh, berdoa biasa2 saja, berdoa menjadi rutinitas bangun tidur, atau mau tidur.
Apakah kita tersentuh saat kita berdoa mengucap syukur untuk hidup kita, bersyukur saat kita bangun kita masih bernafas dan tidak kekurangan sesuatu apapun, dan apakah kita tersentuh saat mendoakan orang tua kita, saudara kita, sahabat2 kita, orang2 di lingkungan kita, rekan kerja, boss kita, negara kita? Atau hanya disebut di doa sekedar saja, atau didoakanpun ga pernah.